7 Gangguan Kesehatan Akibat Sering Naik Pesawat Terbang


7 Gangguan Kesehatan Akibat Sering Naik Pesawat Terbang - Semakin berkembangnya mode transportasi sangat membantu mempermudahkan untuk pergi ke suatu tempat yang dikehendaki. Baik itu melewati jalur darat, laut, atau bahkan udara. Dan kebanyakan orang memilih transportasi udara sebagai jalan yang bebas hambatan. Transportasi yang umum digunakan di jalur udara adalah pesawat terbang.
Pesawat merupakan alat transportasi yang banyak digunakan orang untuk berpergian ke tempat yang jauh, seperti antar propinsi, antar pulau, antar negara dan untuk beribadah haji. Sehingga seiring berjalannya waktu, transportasi laut mulai menurun peminatnya.
Meskipun menawarkan perjalanan yang cepat dan tanpa hambatan, sering naik pesawat juga memiliki beberapa macam masalah kesehatan. Beberapa masalah tersebut dapat disebabkan oleh jarak tempuh yang terlalu lama atau karena hal lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini ada beberapa macam akibat sering naik pesawat bagi kesehatan tubuh.

1. Jet Lag
Untuk penumpang jarak jauh dan sering melakukan penerbangan, masalah yang paling sering terjadi adalah jet lag.
Masalah ini terjadi ketika jam biologis tubuh terganggu karena melintasi beberapa zona waktu dalam waktu singkat.
2. Penyakit Dekompresi
Salah satu risiko kesehatan yang harus diwaspadai oleh penyelam sebelum melakukan penerbangan adalah penyakit dekompresi.
Penyakit dekompresi bisa memicu gejala yang cukup parah pada orang yang melakukan penerbangan tak lama setelah menyelam.
3. Penyakit Ketinggian (Altitude Sickness)
Penyakit ketinggian merupakan salah satu bahaya kesehatan bagi orang yang sering terbang.
Penyakit ketinggian (altitude sickness) juga dikenal sebagai penyakit gunung akut (acute mountain sickness).
Masalah ini terjadi ketika seseorang tidak menerima cukup oksigen ketika berpindah dengan cepat dari dataran rendah ke ketinggian 8.000 kaki atau lebih tinggi.
Meskipun pesawat penumpang paling modern dirancang mampu mempertahankan tekanan kabin, namun penerbangan jarak jauh masih berpotensi menimbulkan gejala penyakit ketinggian.
Beberapa orang menyatakan bahwa efek penyakit ketinggian mirip dengan mabuk kendaraan.
Gejala seperti disorientasi, limbung, pingsan, bibir atau kuku membiru mengindikasikan kasus penyakit ketinggian yang parah.
4. Dehidrasi
Salah satu efek fisiologis umum yang dirasakan selama penerbangan, terutama jarak jauh, adalah dehidrasi.
Sebagian besar kabin pesawat hanya memiliki kelembaban relatif kurang dari 20%.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga struktur dan avionik pesawat dari bahaya yang mungkin muncul akibat kondensasi.
Kelembaban ini lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghindari dehidrasi, yaitu lebih dari 30%.
Kelembaban rendah juga dapat membuat orang lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
5. Airplane Ear/Ear Barotrauma
Naik dan turun dari penerbangan menyebabkan gas yang terperangkap dalam tubuh menyebar ke tempat lain.
Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan udara di telinga tengah dan tekanan udara lingkungan. Kondisi ini dikenal sebagai airplane ear atau ear barotrauma.
Pada kasus yang parah, penumpang bisa mengalami perdarahan telinga, gangguan pendengaran, sakit gigi, atau nyeri di saluran pencernaan.
6. Trombosis Vena (Deep Vein Thrombosis)
Trombosis vena (deep vein thrombosis) merupakan risiko kesehatan yang mungkin dialami oleh orang yang sering melakukan penerbangan, terutama perjalanan jarak jauh.
Kondisi ini terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah pada satu atau lebih di pembuluh vena, biasanya terjadi pada kaki.
Penyebab utama dari trombosis vena adalah kondisi statis atau duduk diam dalam waktu yang lama saat terbang atau bepergian dengan mobil.
Pada individu yang sehat, bekuan darah biasanya dihancurkan oleh tubuh tanpa menimbulkan efek jangka panjang.
Tetapi jika bekuan darah cukup besar dan tidak larut dengan sendirinya, maka bisa terlepas dan berpindah tempat mengikuti aliran darah yang kemudian tersangkut di paru-paru sehingga menghalangi suplai darah.
Kondisi ini disebut sebagai emboli paru, yang berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Sebenarnya kemungkinan terkena trombosis vena kecil, kecuali sedang hamil dan memiliki riwayat kesehatan seperti emboli paru, kanker, gangguan pembekuan darah, atau sedang menggunakan terapi sulih hormon.
7. Radiasi Kosmik
Sinar kosmik dari luar angkasa merupakan partikel sarat energi yang banyak menerpa bumi.
Namun berkat atmosfer dan medan magnet, radiasi kosmik yang bisa mencapai bumi hanya 8% dari total radiasi.
Hal ini berarti semakin jauh dari permukaan bumi semakin rentan kita terkena radiasi kosmik.
Jadi, orang yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat lebih besar kemungkinannya terkena radiasi kosmik.
Penelitian menunjukkan bahwa pilot dan kru penerbangan terkena radiasi sebesar 4,6 millisieverts (mSv) per tahun. Sedangkan pekerja yang terpapar radiasi di industri hanya sekitar 3,6 mSv.


Demikian tadi beberapa macam gangguan ketika naik pesawat yang perlu diketahui. Jadi, pesawat merupakan alat transportasi jalur udara yang sekarang ini sudah banyak minati oleh banyak orang. Karena anti macet dan lebih cepat sampai ke tempat tujuan yang jauh maupun dekat. Hanya dalam hitungan jam ketika melakukan perjalan jauh apabila dibandingkan menggunakan jenis transportasi lainnya. Namun, naik pesawat juga memiliki resiko yang sama dengan naik alat transportasi lainnya seperti beberapa macam gangguan diatas. Alangkah baiknya berdoa terlebih dahulu ketika hendak berpergian supaya diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Esa.  Semoga bermanfaat.

0 Response to "7 Gangguan Kesehatan Akibat Sering Naik Pesawat Terbang"